J A M

Senin, 19 Januari 2009

BERSALAHKAH AKU .......

Teman-teman maukah kalian menolongku ?

Aku sedang ada masalah, ini membuatku bingung.

Begini ceritanya :

Aku diminta ayah untuk suatu ketika nanti memfotocopykan berkas-berkas pekerjaan beliau. Bila ayah terlupa memberikan uang, diminta memakai uangku dahulu dan nanti akan diganti berapa pun habisnya.

Teman-teman, kalian tentu heran darimana aku punya uang, padahal baru kelas 3 SMP.

Ini juga ada ceritanya, begini :

Aku diberi uang saku bulanan, maksud ayah dan ibu agar aku bisa mengatur serta mempergunakan sebaik-baiknya. Serta belajar bertanggung jawab tentang uang sendiri. Oya, aku lupa memperkenalkan diriku, namaku Heru Pratomo, nama yang bagus bukan ?

“ Untuk keperluan sekolah, seperti buku, alat tulis dan lain-lain tetap dari ayah dan ibu ! “, kata ayah waktu itu.

“ Kalau belum sebulan uang sakumu habis, maka kami tidak akan memberi lagi sampai waktunya tiba ! “, ibu ikut menjelaskan.

Itulah cerita ringkas tentang darimana aku punya uang.

Sekarang aku cerita masalahnya, begini : …

Pernah suatu ketika aku kehabisan uang saku bulananku. Waktu itu sering sekali jajan dan beli mainan yang dijual di halaman sekolah.

“ Yah, Heru minta uang untuk beli buku dan kertas, karena ada tugas sekolah ! “.

Sebenarnya aku sudah merasa tidak enak dan juga bersalah karena berbohong. Selama ini orang tuaku percaya padaku. Perbuatan tercela itu akhirnya terbongkar juga.

Walau aku sudah minta maaf dan terus terang, hukuman tetap kujalani, menulis seratus kali tulisan ‘ Saya berjanji tidak berbohong dan mengulangi perbuatan itu lagi ‘.

Kejadian itu sudah lama berlalu juga membuat aku jera.

“ Biaya fotocopy semuanya habis 5000 rupiah ! “.

“ Terima kasih nak, minta ibu ya uangnya ! “.

“ Ini uangmu ! “, kata ibu dikamarnya seraya memberikan selembaran 5000an.

“ Terima kasih bu, tapi ini kan uang Heru, lantas uang fotocopynya mana ? “.

“ O iya ibu lupa, maaf ya nak ! “, kata beliau sambil memberikan selembar 5000an lagi.

“ Terima kasih bu ! “, jawabku sambil berlalu menuju kamarku.

Setelah selesai belajar, kurapikan meja belajar serta mempersiapkan buku-buku yang hendak dibawa ke sekolah esok harinya.

Tak lupa kusiapkan uang saku secukupnya. Ketika menghitung uang, ku terkejut, ternyata berlebih 5000 rupiah.

“ Bagaimana ini bisa terjadi ? “, kataku sambil garuk-garuk kepala.

Lalu aku coba mengurut kejadiannya dari awal sampai dapat uang itu.

“ Astaganaga … ! “, sekonyong-konyong aku terkejut sendiri.

“ Wah, bisa celaka aku, nanti disangka berbohong lagi ! “.

Terdengar suara ibu memanggil manggil untuk makan malam bersama. Aku tidak segera datang, tapi malah tambah kebingungan, padahal kejadian itu tidak kusengaja, sungguh !

“ Ayo Kak Heru, sudah lapar neh ! “, terdengar suara adikku memanggil.

Aku semakin bertambah panik, perutku yang tadi berbunyi terus, mendadak jadi seperti penuh dan aku merasa kekenyangan, padahal belum makan sama sekali.

Aku benar-benar takut menuju ruang makan.

Tolong aku teman-teman, tooloonnggg ….. !!!!


Karya : Tungky

Desember 2000


cerpen diatas pernah ku kirim kan ke salah satu majalah anak yang cukup terkenal di kota ini, agak sedikit berbau matematika, moga saja anak-anak dapat menangkap makna dari cerpen diatas .....

Maukah Memberi Saran ?