Akhir-akhir ini hujan turun semakin sering saja. Pagi, siang bahkan juga malam. Tito, Toni dan Bondi senang sekali, karena bisa main hujan sepuas-puasnya. Kadang tidak hanya bermain bola, tapi juga kejar-kejaran lalu berguling-guling di tanah. Semakin kotor tubuh mereka, semakin senang ketiganya. “ Bon Ton, coba kalian bisa gak tangkap aku ! “, tantang Tito siap-siap berlari. “ Eh, apa susahnya … ayo Bon … ? “, kata Toni lalu mengejar Tito, Bondi berlari mengikuti. Ketiganya berkejaran di halaman, setelah Tito tertangkap mereka pura-pura terjatuh lalu bergulingan sampai benar-benar tubuh mereka dipenuhi lumpur, riang sekali. “ Yuk kita main gol-golan ? “, ajak Bondi tiba-tiba. “ Tapi di undi dulu siapa yang menjaga gawang ! “, seru Tito. “ Setuju … ! “, Toni menambahkan dengan semangat. Mereka sungguh menikmati bermain hujan hari itu. Padahal orang tua ketiganya sudah melarang. Selain bisa sakit juga berbahaya bila ada sambaran petir. “ Hatsyi … hatsyi … ! “, terdengar Toni bersin-bersin terus. Ia sudah merasa kurang sehat sejak sore setelah mandi. Malamnya menjelang belajar, tubuhnya demam, giginya saling beradu sampai berbunyi menahan demam. “ Toni … mengapa kamu masih bermain hujan juga ? “, tegur ibunya sambil memegang kening Toni, terasa hangat. Toni merasa bersalah dan menyesal, besok pasti tidak bisa sekolah, padahal dia ada janji dengan Tito dan Bondi juga Gendhing, setelah pulang sekolah mau membuat mainan perahu rakitan. Malamnya setelah diberi obat, ibunya cerita tentang hujan. Hujan itu bisa bersahabat bisa juga jadi bencana alam. Bersahabat bagi penduduk yang tanahnya kering kerontang dan jarang sekali turun hujan. Menjadi bencana, bila hujan turun terus-menerus tiada henti yang bisa mengakibatkan banjir besar. Banjir bisa terjadi karena ulah manusia juga, mengapa ? Banyak orang membuang sampah sembarangan bukan pada tempatnya, misalnya di kali, di got dan lain-lain tempat lagi. Menebang pohon sembarangan di hutan yang bisa mengakibatkan tanah longsor, sehingga air hujan tidak dapat meresap dengan baik di tanah, maka bisa terjadi banjir. Belum lagi wabah penyakit berbahaya yang ditimbulkan saat banjir tiba. “ Sekarang kamu sakit, rugi
Juli 2001
Cerpen karya ku diatas belum lama ku kirim kan ke majalah yang menyediakan rubrik khusus buat anak, aku selalu berharap tiap cerpen yang sudah dikirim bisa diterbitkan .....ternyata memang sudah dimuat pada majalah mingguan HIDUP, edisi no 49 Tahun-ke 62, Tgl 7 Desember 2008, senang sekali rasanya, moga bisa berguna bagi anak-anak .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar